zat adiktif dan psikotropika
18.37.00
Zat adiktif dan psikotropika harus dipergunakan sesuai dengan aturan.
Jika tidak, akan memberikan dampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun
lingkungan sosial sekitarnya.
1. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah
istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan
ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang
panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat
atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik
maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
a. Ganja
Ganja
atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid.
Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman
mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering.
Tanda-tanda
penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan
lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau
mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan
terhadap cahaya dan badan kurus karena susah makan. Tanda-tanda gejala
putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu
makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir
menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat
gangguan jiwa.
b. Opium
Opium
merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan
candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah
Pavaper sommiverum.
Opium
digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka atau
menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Namun dalam dosis
berlebih dapat mengakibatkan kecanduan yang akhirnya menyebabkan
kematian.
Penggunaannya
yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan
gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk
melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata
mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika
pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap,
kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan,
lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya
melebihi dosis atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa
tidak wajar, kulit lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat
mengakibatkan kematian.
c. Kokain
Kokain termasuk ke
dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari hasil
ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai
sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak
bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara,
gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung
bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya
narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat
mengakibatkan kematian.
d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Beberapa macam obat dalam dunia
kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat
penenang(sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis
kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang
yang memakannya tertidur.
Gejala
akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk,
malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah
kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala
gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat,
tekanan darah naik, dan kejang-kejang.
Jika
pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri
turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar,
napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi
dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.
e. Nikotin
Nikotin dapat
diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang biasanya
mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara
tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat
merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah,
bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang
kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar
(emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan
gangguan kehamilan.
f. Alkohol
Alkohol diperoleh
melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras
ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia
cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan
berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Tanda-tanda
gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan
muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian
dihentikan
maka
akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan
gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah,
tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.
2. Psikotropika
Psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Zat
adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam psikotropika, tetapi tidak
semua psikotropika menimbulkan ketergantungan. Berikut ini termasuk ke
dalam golongan psikotropika yang tidak membuat kecanduan, yaitu LSD
(Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin. Penyalahgunaan kedua
golongan psikotropika ini sudah meluas di dunia.
a. LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
LSD merupakan zat
psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai
sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada). Zat ini dipakai untuk membantu
pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau sakit
ingatan. Zat ini bekerja dengan cara membuat otot-otot yang semula
tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh
orang-orang yang menderita frustasi dan ketegangan jiwa.
b. Amfetamin
Kita seringkali
mendengar pemberitaan di media massa mengenai penjualan barang-barang
terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan shabu adalah hasil
sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin. Jadi, zat psikotropika,
seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil
sintesis. Pemakaian zat-zat tersebut akan menimbulkan gejalagejala
berikut: siaga, percaya diri, euphoria (perasaan gembira berlebihan),
banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar,
tekanan darah menurun, dan napas cepat. Jika overdosis akan menimbulkan
gejala-gejala: jantung berdebar-debar, panik, mengamuk, paranoid (curiga
berlebihan), tekanan darah naik, pendarahan otak, suhu tubuh tinggi,
kejang, kerusakan pada ujung-ujung saraf, dan dapat mengakibatkan
kematian. Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan
gejala putus obat sebagai berikut: lesu, apatis, tidur berlebihan,
depresi, dan mudah tersinggung.
0 komentar