Ketika bekerja, terkadang kita tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik atau apa yang kita kerjakan tidak memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dalam dunia kerja, hal ini cukup sering terjadi, apalagi bagi mereka yang belum memiliki pengalaman bekerja sebelumnya. Sebagai seseorang yang baru pertama kali bekerja, Kita cukup sering melakukan kesalahan – kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan. Ini biasa disebut dengan istilah human error. Apakah itu human error?

Menurut George A. Peters, human error adalah suatu penyimpangan dari standar performansi yang telah ditentukan sebelumnya sehingga menyebabkan adanya penundaan akibat dari kesulitan, masalah, insiden, dan kegagalan. Human error merupakan kesalahan dalam pekerjaan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian atas pencapaian dengan apa yang diharapkan. Dalam prakteknya, human error terjadi ketika serangkaian aktifitas kita di lapangan kerja yang sudah direncanakan, ternyata berjalan tidak seperti apa yang kita inginkan sehingga kita gagal mencapai target yang diharapkan. Namun human error tidak mutlak disebabkan oleh kesalahan manusia. Peters meneliti lebih dalam lagi dan menemukan bahwa human error bisa juga terjadi karena kesalahan pada perancangan serta prosedur kerja. Human error dapat terjadi dikarenakan oleh banyak faktor seperti,

1. Induced Human Error System, dimana mekanisme sistem kerja yang memungkinkan pekerjanya melakukan kesalahan. Misalnya tidak adanya penerapan disiplin yang baik dari pihak manajemen

2. Induced human error design, yaitu terjadinya kesalahan akibat dari kesalahan rancangan sistem kerja yang kurang baik

3. Pure human error, ketika kesalahan itu berasal dari manusia itu sendiri. Misalnya karena kemampuan dan pengalamn kerja yang terbatas.

Selain itu, secara sederhana human error juga bisa disebabkan oleh tiga hal yang umum biasa terjadi dalam suatu perusahaan, seperti hal yang lebih menekankan kepada individu (kurangnya pelatihan atau pendidikan pada saat masa percobaan karyawan baru) atau yang bersifat manajerial (dimana kurangnya peranan manajemen dalam mengatur para karyawan) serta yang lebih bersifat global (tekanan keuangan, waktu, serta perlakuan sosial dan budaya organisasi).

Banyak upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengantisipasi fenomena human error ini, mulai dari kualifikasi persyaratan perekrutan tenaga kerja yang semakin ketat sampai dengan pengaturan sistem kerja oleh manajemen. Pada dasarnya, human error tidak mungkin hilang sepenuhnya namun bisa diantisipasi agar tidak sering terjadi. Di sinilah peranan dari pihak manajerial sangat dibutuhkan. Mulai dari melakukan monitoring, evaluasi, serta memberikan pelatihan – pelatihan yang bersifat personal skill, seperti communication skill, public speaking, outbond training, serta seminar.

Selain itu, perlu adanya perhatian terhadap perilaku serta budaya yang ada dalam suatu organisasi, misalnya perilaku individu serta kelompok yang bekerja dalam perusahaan tersebut, hubungan inter – intra personal disetiap divisi yang ada. Dan mungkin yang tidak kalah pentingnya, yaitu suasana kerja organisasi. Bagaimana agar rutinitas kerja menjadi menyenangkan meskipun penuh tekanan sehingga dapat memperkecil resiko jenuh dan stres bagi para pekerja dalam perusahaan tersebut.