Atmosfer
20.59.00
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km
di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas
permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai
menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara
lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang
atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena
pembiasan sinar matahari
saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan
peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut
fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat
laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer
dan angkasa luar.
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi
yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan
lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang
lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir
semua jenis cuaca, perubahan suhu
yang mendadak, angin, tekanan dan kelembaban yang kita rasakan
sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 30
derajat Celsius,
dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100m suhu
berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada
lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju,
kemarau, dan sebagainya.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari
troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari
dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah,
suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃
sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah
pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien
suhu tersebut.
Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer.
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu atau sekitar .
Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran
yang tertentu. Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi
semakin bertambah seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan
bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Mesosfer
Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang
dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara
yang di sini akan mengakibatkan pergeseran yang berlaku dengan objek
yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan
meteor yang sampai ke bumi terbakar pada lapisan ini. Kurang lebih 25
mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K
hingga 200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada
lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, hingga
menjadi sekitar
(dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas
permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar
81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup
tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar .
Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet.
Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan
bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer,
yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit,
lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio.
Ionosfer
Lapisan ionosfer
yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung
bumi dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik
oleh gravitasi bumi. Pada lapisan ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang disebut Meteorit.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada lapisan ini.
Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan Atmosfer.
Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar
75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas
akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan
ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini.
Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan
menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan
ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya
ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
- Lapisan ozon
Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan ozon. mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini berkisar – 70° C sampai +50° C . - Lapisan udara F
Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara appleton. - Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, materi-materi berada dalam bentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200° C .
Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan ini terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal sebagai cahaya Zodiakal.
Komposisi dari atmosfer Bumi
Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal dengan nama
udara dan menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini
menyatakan komposisi dari atmosfer bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi
dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau, es, dan permukaan
salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah campuran
berbagai unsur dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam.
Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air dan susunan
masing-masing bagian dari sisa udara (disebut udara kering). Atmosfer
Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit
argon (0.93%), dan gas lainnya.
Atmosfer tersusun oleh:
Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari
kehidupan sehingga keseimbangan nitrogen di udara, di laut dan di dalam
bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk hidup. Karbondioksida yang
berlimpah dari sinar matahari membuat karbohidrat dengan hasil sampingan
oksigen (fotosintesis). Oksigen terakumulasi di udara kemudian
berkembang makhluk yang membutuhkan oksigen. Gas nitrogen merupakan gas
yang paling banyak terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi.
Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian
dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup banyak dalam lapisan
udara atau atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain berasal dari
hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses
fotosintesis, tumbuhan menyerap gas karbondioksida dari udara dan
mengeluarkan oksigen. Gas karbondioksida secara alami besaral dari
pernapasan mahkluk hidup, yaitu hewan dan manusia. Serta secara buatan
gas karbondioksida berasal dari asap pembakaran industri, asap kendaraan
bermotor, kebakaran hutan, dan lain-lain.
Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain yang
terdapat di dalam atmosfer, yaitu di antaranya ozon. Walaupun ozon ini
jumlahnya sangat sedikit namun sangat berguna bagi kehidupan di bumi,
karena ozon yang dapat menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan
sinar matahari sehingga jumlahnya sudah sangat berkurang ketika sampai
di permukaan bumi. Apabila radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh
ozon, maka akan menimbulkan malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang
ada di bumi. Radiasi ini di antaranya dapat membakar kulit mahkluk
hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan menimbulkan penyakit kanker
kulit.
Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga mengandung
partikel padat dan cair, yang begitu kecilnya sehingga gerakan udara
dapat mengimbangi kecenderungan partikel tersebut jatuh ke tanah.
Partikel itu dapat berasal dari debu yang terangkat oleh angin, partikel
garam laut, ataupun hasil pembakaran dan pengolahan dalam industri.
Berdasarkan pengalaman sehari-hari kita mengetahui bahwa suhu udara
berubah-ubah dari waktu ke waktu; pagi yang sejuk diikuti oleh sore hari
yang panas, dan musim dingin yang dingin diikuti musim panas yang panas
dalam suatu daur yang tetap. Suhu menjadi beragam dari tempat ke tempat
pada waktu yang sama. Pada wilayah yang lintang rendah lebih panas
daripada wilayah pada lintang yang lebih tinggi dan daerah yang rendah
lebih panas daripada pegunungan tinggi.
Bumi secara keseluruhan selama setahun penuh, suhu rata-rata di dekat
tanah pada muka laut (suhu permukaan) adalah 15°C (288°K, 59°F).
Rata-rata keseluruhan sepanjang tahun turun menurut ketinggian. Namun,
kira-kira di atas 12 km (40.000 kaki) penurunan suhu berhenti. Lapisan
atmosfer dengan suhu yang rata-rata berkurang menurut kentinggian,
disebut troposfer, lapisan diatasnya denagn suhu tetap atau meningkat
disebut stratosfer. Pada permukaan diantara troposfer dan stratosfer
(kadang-kadang berupa lapisan peralihan) disebut tropopause. Daerah
dimana cuaca terjadi adalah bagian terbawah atmosfer, yang disebut
troposfer (daerah inilah yang menjadi perhatian bagi para ahli
meteorologi).
Troposfer memiliki sifat penting, yaitu bahwa secara umum temperatur
berkurang terhadap ketinggian. Diatas troposfer adalah stratosfer yang
dicirikan oleh bertambahnya temperatur terhadap ketinggian.
Diskontinuitas yang membedakan troposfer dengan stratosfer adalah
lapisan tropopause. Pada troposfer campuran gas-gas terdiri dari 78%
nitrogen dan 21% oksigen (prosen dalam volume). Sisanya sebesar 1%
adalah campuran gas yang terdiri dari argon, karbondioksida, dan gas-gas
lainnya. Campuran gas-gas tanpa uap-air disebut sebagai udara kering,
dan campuran gas-gas tanpa terkecuali disebut sebagai udara lembab.
Pesawat ruang angkasa, atmosfer dan orbit
Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft).
Angkasa tidak sama dengan orbit. Kesalahan pengertian umum tentang
batasan ke angkasa adalah orbit terjadi dengan mencapai ketinggian ini.
Orbit membutuhkan kecepatan orbit dan secara teoretis dapat terjadi pada
ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang
terlalu rendah.
Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220
mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan
angkasa orbital nyata, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan
(yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk penerbangan
angkasa sub-orbital.
Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum
mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga gaya
sentifugal ke atas membatalkan gaya grafitasi ke bawah pesawat. Setelah
mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar
ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan
yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah, kecepatannya sekitar 7,9 km/s
(28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian
yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.
Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi
rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk
mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg.
0 komentar