Guruh
20.56.00
Guruh atau geledek adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan gelombang kejut suara yang dihasilkan akibat terjadinya pemanasan dan pemuaian udara yang sangat cepat ketika dilewati oleh sambaran petir. Sambaran tersebut menyebabkan udara berubah menjadi plasma dan langsung meledak, menimbulkan munculnya suara yang bergemuruh.
Fenomena ini terjadi pada saat bersamaan dengan kilatan petir, tetapi
suara gemuruhnya biasanya terdengar beberapa saat setelah kilatan
terlihat. Hal ini terjadi karena cahaya
merambat lebih cepat (186.000 mil / 299.338 kilometer per detik) bila
dibandingkan suara (sekitar 700 mil / 1.126 kilometer per jam,
bervariasi tergantung temperatur, kelembapan dan tekanan udara).
Fobia terhadap guruh dinamakan astraphobia
Teori tentang penyebab terjadinya guruh
Penyebab guruh telah menjad subjek spekulasi dan penelitian ilmiah selama berabad-abad. Teori pertama yang tercatat dikemukakan oleh Aristoteles pada abad ketiga Masehi, dan spekulasi awal yang memperkirakan bahwa ia disebabkan oleh tabrakan awan.
Kemudian, teori-teori lain mulai bermunculan. Pada pertengahan abad
ke-19, teori yang diterima adalah bahwa petir menghasilkan keadaan vakum
pada jalur yang dilewatinya, dan guruh disebabkan oleh pergerakan udara
yang segera mengisi ruang kosong tersebut. Kemudian pada akhir abad
ke-19, orang menganggap bahwa guruh disebabkan oleh ledakan uap air ketika air
yang berada di jalur petir dipanaskan. Teori yang lain menyatakan bahwa
material berbentuk gas dihasilkan oleh petir dan meledak. Baru pada
abad ke-20 diperoleh kesepakatan bahwa guruh disebabkan gelombang kejut
di udara akibat pemuaian termal mendadak plasma pada jalur petir.
Tingkat suara yang berbahaya
Guruh merupakan suara yang sangat keras, tercatat sekitar 120 desibel, setara dengan suara yang dihasilkan oleh senjata api. Suara yang keras ini dapat menyebabkan kerusakan pada bagian telinga dalam.[1] Tiga menit paparan dari guruh akan menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.[2]
Mengukur jarak
Karena suara dan cahaya merambat pada kecepatan yang berbeda di atmosfer Bumi,
kita dapat memperkirakan seberapa jauh suatu kilatan petir dengan
mengukur waktu antara kilatan yang tampak dengan suara guruh yang
timbul. Kecepatan suara sekitar 340 m/detik sedangkan kecepatan cahaya
sangat cepat sehingga dapat diabaikan. Oleh karena itu, jarak petir
dengan pendengar suara guruh sekitar 1 kilometer setiap tiga detik.
Guruh jarang terdengar pada jarak lebih dari 25 kilometer.
0 komentar