Gunung Rinjani
14.56.00
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl
serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan
gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya.
Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.
Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.
Topografi
Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur dan barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak
(segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230
m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat
indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak
terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.
Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari)
yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376
m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009
dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004.[1][2]
Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009
ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir
bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak.[3] Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994.
Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung Rombongan.
Stratigrafi
Secara stratigrafi, Gunung Rinjani dialasi oleh batuan sedimen
klastik Neogen (termasuk batu gamping), dan setempat oleh batuan
gunungapi Oligo-Miosen. Gunungapi Kuarter itu sendiri sebagian besar
menghasilkan piroklastik, yang dibeberapa tempat berselingan dengan
lava. Litologi itu merekam sebagian peletusan yang diketahui dalam
sejarah. Sejak tahun 1847 telah terjadi 7 kali peletusan, dengan jangka
istirahat terpendek 1 tahun dan terpanjang 37 tahun.
Seperti pada gunungapi lainnya, Koesoemadinata (1979) menyebutkan
bahwa aktivitas kegunungapian Rinjani pasca pembentukan kaldera adalah
pembangunan kembali. Kegiatannya berupa efusiva yang menghasilkan lava
dan eksplosiva yang membentuk endapan bahan-lepas (piroklastik). Lava
umumnya berwarna hitam, dan ketika meleler tampak seperti berbusa.
Peletusan pasca pembentukan kaldera relatif lemah, dan lava yang
dikeluarkan oleh kerucut G. Barujari dan G. Rombongan relatif lebih basa
dibanding lava gunungapi lainnya di Indonesia. Kemungkinan terjadinya
awan panas ketika letusan memuncak sangat kecil. Bahan letusan umumnya
diendapkan di bagian dalam kaldera saja.
Aliran lava, lahar letusan, lahar hujan, dan awan panas guguran
berpeluang mengarah ke Kokok Putih hingga Batusantek. Awan panas guguran
dapat terjadi di sepanjang leleran lava baru yang masih bergerak,
meskipun kemungkinannya kecil.
Struktur dan Tektonik
Bentuk Kaldera Segara Anak yang melonjong ke arah barat-timur diduga
berkaitan dengan struktur retakan di batuan-dasar. Gunungapi Rinjani
yang terletak di jalur gunungapi Kuarter sistem Busur Banda Dalam bagian
barat dibentuk oleh kegiatan tunjaman dasar Samudera Hindia di bawah
pinggiran Lempeng Asia Tenggara. Jalur tunjaman yang terletak di selatan
menunjukkan adanya gaya mampatan yang berarah utara-selatan. Retakan
batuan-dasar yang berarah barat-timur, yang mempengaruhi bangun kaldera,
dengan demikian ditafsirkan sebagai retakan release yang disebabkan
oleh gaya tarikan. Struktur itu setidaknya terbentuk sejak permulaan
Zaman Kuarter.
Puncak Gunung Rinjani
Pendakian Gunung Rinjani (puncak) merupakan salah satu objek wisata
yang menjadi andalan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Gunung
Rinjani sebagai gunung vulkanik yang masih aktif nomor 2 tertinggi di
Indonesia. Puncak Gunung Rinjani merupakan tujuan sebagian besar para
petualang dan pencinta alam yang mengunjungi kawasan ini karena apabila
telah berhasil mencapai puncak itu merupakan suatu kebanggaan
tersendiri. Animo komunitas pencinta alam di seluruh nusantara bahkan
dari mancanegara dalam kegiatan pendakian cukup besar, ini terbukti
dengan jumlah pengunjung yang melakukan pendakian setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Kegiatan pendakian secara besar-besaran dilakukan
pada bulan Juli s/d Agustus, pada bulan Agustus (pertengahan) peserta
pendakian umumnya didominasi oleh kalangan pelajar/mahasiswa dari
seluruh Indonesia yang ingin merayakan HUT Kemerdekaan Republik
Indonesia di Puncak Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak melalui
kegiatan “Tapak Rinjani” yang diadakan secara rutin setiap tahunnya oleh
salah satu kelompok pencinta alam di Pulau Lombok yang bekerjasama
dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
Danau Segara Anak
Pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani yang sangat prospektif
adalah Danau Segara Anak, lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi
pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun.
Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan
waktu tempuh sekitar 7 – 10 jam berjalan kaki (± 8 Km) dari pintu
gerbang jalur pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun
ditempuh dalam waktu 8 – 10 jam. Danau segara anak dengan ketinggian ±
2.010 m dpl dan kedalaman danau sekitar ± 230 meter mempunyai bentuk
seperti bulan sabit dengan luasan sekitar 1.100 Ha.
Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar,
dapat digunakan untuk tempat berkemping/berkemah, juga pengunjung bisa
memancing ikan di danau atau berendam di air panas yang mengandung
belerang.
Obyek lainnya di sekitar Danau Segara Anak adalah Hulu Sungai Koko
Puteq ± 150 meter dari Danau Segara Anak. Selain itu terdapat pula Goa
Susu, Goa Manik, Goa Payung, Goa Susu dipercaya dapat dijadikan media
bercermin diri serta sering pula dipergunakan sebagai tempat
bermeditasi. Sedangkan di bagian bawah Danau Segara Anak terdapat sumber
air panas (Aik Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa digunakan untuk
menguji dan memandikan benda-benda bertuah (Pedang, Keris, Badik,
Tombak, Golok, dll) dimana jika benda-benda tersebut menjadi lengket
apabila direndam itu menandakan benda-benda tersebut jelek/tidak
memiliki kekuatan supranatural, sebaliknya apabila benda-benda tersebut
tetap utuh berarti benda tersebut memiliki kekuatan
supranatural/dipercaya memiliki keampuhan.
Pendakian
Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di
Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta
alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam.
Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan,
sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi
ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua
entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl).
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan
mengakhiri pendakian di Senaru, karena bisa menghemat 700 m ketinggian.
Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena
melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari
langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena
melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki
sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di
Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan
ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru
(jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke
ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita
bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk
Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan untuk berendam di
kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki
dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi
1.000 m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju
Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit
attack biasa dilakukan pada pukul 3 dinihari untuk mencari momen indah -
matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong
lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang
pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus
ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah
langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat
yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dengan
pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Raung di Banyuwangi dan Gunung Tambora
di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki
Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan gairah
pendaki.
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua
malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru
Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu
tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat
diperlukan.
0 komentar