Bahaya Abu Vulkanik untuk Kesehatan
20.38.00Material vulkanik, walaupun berukuran kecil (misalnya debu dan abu
vulkanik), bisa menimbulkan potensi bahaya bagi kesehatan. Di Indonesia
khususnya, di mana terdapat 127 gunung api aktif, pengetahuan dan
informasi akan bahaya material vulkanik menjadi semakin penting. Abu atau debu vulkanik
sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan jika terhirup. Selain itu
material hasil erupsi gunung api tersebut juga bisa menimbulkan masalah
bagi mata dan kulit manusia.
Seperti yang dikutip dari Kompas, ahli kesehatan paru dari Rumah
Sakit Persahabatan Jakarta, dr Agus Santoso, SpP, mengatakan ada
beberapa faktor yang memengaruhi seberapa besar dampak debu vulkanik
terhadap kesehatan. Faktor ini di antaranya konsentrasi partikel,
proporsi debu yang terhirup, serta kondisi meteorologi.
Debu vulkanik yang halus dan berukuran sangat kecil, yaitu
kurang dari 10 mikron, berpotensi mengganggu pernapasan. Bahkan, debu
berukuran kurang dari 5 mikron dapat menembus saluran pernapasan bagian
bawah atau organ paru-paru.
Dampak kesehatan yang terjadi akibat debu vulkanik bisa bersifat akut
maupun kronis. Efek akut bisa terjadi setelah terpapar oleh debu
vulkanik dalam waktu singkat, sedangkan efek kronik bisa timbul setelah
terpapar material vulkanik dalam jangka waktu panjang, atau
bertahun-tahun.
Efek Abu Letusan Gunung Api (Vulkanik) bagi Kesehatan
Berikut ini adalah beberapa bahaya abu vulkanik bagi kesehatan yang perlu anda waspadai:Kesehatan Pernapasan
Menghirup debu vulkanik sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan. Material debu yang masuk ke melalui saluran pernapasan bisa menimbulkan iritasi saluran pernapasan hingga infeksi, yang dikenal dengan istilah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Paparan debu vulkanik pada saluran pernapasan juga bisa menyebabkan efek akut pada penderita penyakit pernapasan seperti asma, bronkhitis dan enfisema (penyakit paru obstruktif kronik / PPOK).
Beberapa gejala yang dapat timbul pada pernapasan setelah menghirup debu vulkanik antara lain:
- iritasi saluran pernapasan
- sekresi dahak meningkat
- iritasi dan radang pada tenggorokan
- batuk kering
- dada sakit dan kesulitan bernapas, serta gejala asma
Mata
Tekstur debu atau abu vulkanik berbeda dengan debu biasa. Debu vulkanik memiliki sudut kristal yang meruncing atau tajam, sehingga dapat menggores dan menyebabkan iritasi. Selain berbahaya jika terhirup, debu tersebut juga dapat menyebabkan gangguan pada mata. Selain menyebabkan iritasi, debu vulkanik juga dapat merusak lapisan kornea pada mata.
Beberapa gejala yang bisa timbul pada mata antara lain:
- iritasi mata (mata memerah)
- mata terasa gatal dan/atau perih
- air mata keluar terus menerus
- abrasi pada kornea mata karena goresan oleh debu vulkanik, sehingga mata menjadi perih
Kulit
Material vulkanik, yang mengandung zat-zat berbahaya seperti gas CO, H2S, SO2, juga bisa menyebabkan gangguan pada kulit. Walaupun kasusnya cukup jarang dan lebih sering terjadi pada orang dengan tipe kulit sensitif. Efek buruk yang terjadi pun umumnya bersifat ringan, berupa iritasi dan kemerahan pada kulit yang terpapar, namun cukup membuat penderitanya tidak nyaman.
Mencegah Bahaya Kesehatan oleh Abu Vulkanik
Untuk mencegah terjadinya dampak buruk bagi kesehatan yang disebabkan oleh material vulkanik, khususnya debu dan abu vulkanik, gunakanlah masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung. Ini dilakukan sebagai langkah meminimalisir paparan debu dan abu vulkanik pada saluran pernapasan.Terlebih bagi mereka yang memiliki riwayat gangguan pernapasan seperti asma atau sakit paru, penggunaan masker sangat diutamakan, dan segeralah mengamankan diri ke tempat yang cukup terhindar dari paparan material vulkanik. Anak-anak dan lansia juga harus diutamakan untuk menggunakan masker pengaman.
Selain itu, gunakan kaca mata untuk melindungi mata agar tidak terjadi iritasi dan gangguan penglihatan. Menggunakan pakaian yang tertutup (celana panjang dan baju yang menutup seluruh lengan) juga disarankan untuk mencegah gangguan kulit yang bisa disebabkan oleh debu dan abu vulkanik.
0 komentar