Mengenang Sejarah Singkat G 30 S PKI
18.48.00
Advertisement
Mengenang Sejarah Singkat G 30 S PKI
Sebuah pengkhianatan terbesar yang dialami bangsa Indonesia, Gerakan 30
September 1965 / PKI atau G30S/PKI. Peristiwa G 30 S PKI terjadi pada
malam hari tepat waktunya saat pergantian dari tanggal 30 September hari
Kamis, menjadi 1 Oktober pada hari Jumat tahun 1965 tepat tengah malam
dengan melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan Anggota Partai Komunis
Indonesia (PKI).
Gerakan ini bertujuan menggulingkan
pemerintahan Presiden Soekarno dan menginginkan pemerintahan Indonesia
menjadi pemerintahan komunis. Gerakan 30 S PKI
dipimpin oleh ketua saat itu, yaitu Dipa Nusantara Aidit atau sering
dikenal dengan nama DN. Aidit. DN. Aidit gencar memberikan hasutan
kepada seluruh masyarakat supaya mendukung PKI dengan iming-iming
Indonesia akan lebih maju dan sentosa. DN. Aidit menurut pakar sejarah
pada masa rezim Presiden Soeharto merupakan dalang utama gerakan 30 S
PKI.
Gerakan 30 S PKI bergerak atas satu
komando yang dipimpin oleh Komandan Batalyon I Cakrabirawa, Letnan
Kolonel Untung Syamsuri. Gerakan ini dimulai dari Jakarta dan
Yogyakarta, gerakan ini mengincar Dewan Jendral dan Perwira Tinggi. Awal
mula gerakan ini hanya bermaksud menculik dan membawa para Jendral dan
perwira tinggi ke Lubang Buaya. Namun, ada beberapa prajurit Cakrabirawa
yang memutuskan untuk membunuh Dewan Jendral dan perwira tinggi.
Jendral yang dibantai oleh PKI diantaranya Jendral Ahmad Yani dan Karel
Satsuit Tubun. Sisa Jendral dan perwira tinggi meninggal dunia secara
perlahan karena luka penyiksaan di Lubang Buaya.
Para Pahlawan Dewan Jendral dan Perwira
Tinggi yang meninggal dunia atas kekejaman Gerakan 30 S PKI dan
ditemukan di sumur Lubang Buaya adalah :
1. Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
(Meninggal Dunia di rumahnya, Jakarta Pusat. Rumahnya sekarang menjadi
Museum Sasmita Loka Ahmad Yani)
2. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jendral Raden Soeprapto
4. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jendral Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun (Meninggal dunia di rumahnya)
7. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
10. Ade Irma Suryani Nasution (Putri Abdul Haris Nasution, meninggal di kejadian ini)
11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean (Meninggal di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution)
2. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jendral Raden Soeprapto
4. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jendral Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun (Meninggal dunia di rumahnya)
7. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
10. Ade Irma Suryani Nasution (Putri Abdul Haris Nasution, meninggal di kejadian ini)
11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean (Meninggal di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution)
Atas kejadian yang membuat luka Bangsa
Indonesia, rakyat menuntut kepada Presiden Soekarno supaya membubarkan
Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan rasa terpaksa akhirnya Partai PKI
yang menjadi kekuatan bagi Presiden Soekarno dalam aksi “Ganyang
Malaysia” di bubarkan. Selanjutnya Presiden Soekarno memberikan mandat
pembersihan semua struktur pemerintahan nya kepada Mayor Jendral
Soeharto yang terkenal dengan Surat Perintah 11 Maret 1966.
0 komentar