karu dan karom

09.50.00

Bagi yang sudah dan/atau akan berangkat ke tanah suci melaksanakan ibadah haji, istilah Karu dan Karom tidaklah asing. Apalagi bagi jemaah/calon jemaah haji yang ditunjuk menjadi Karu dan Karom. Karu (ketua regu) dan Karom (ketua rombongan) merupakan jemaah haji yang bertugas membantu pelaksanaan ibadah haji—dalam kapasitas sebagai petugas kloter—dalam bidang pelayanan umum, ibadah, dan kesehatan. Peran Karu dan Karom sangatlah vital karena merekalah ujung tombak pelaksanaan ibadah haji, berhadapan langsung untuk melayani tamu-tamu Allah di masing-masing regu dan rombongannya. Sebagai petugas kloter, Karu dan Karom diberikan SK dan honor untuk membantu kelancaran tugasnya. Jadi, berbanggalah bagi jemaah/calon jemaah yang ditunjuk menjadi Karu/Karom. Semoga pengabdiannya menjadi dasar kemabruran yang pantas diganjar dengan surga. Amin.

Salah satu komitmen Karu dan Karom adalah melayani jemaah haji sepenuh hati secara profesional dalam regu dan rombongan. Oleh karena itu, sejak awal harus dipilih orang-orang yang memang memiliki jiwa dan nafas melayani. Tidak mesti harus seorang yang pandai berdoa, tetapi pilihlah pribadi yang benar-benar mau melayani, luwes dalam melakukan koordinasi, dan (tentu saja) memahami ilmu manasik haji. Kalaupun tidak bisa berkomunikasi dalam Bahasa Arab, bisa diatasi dengan membawa buku saku percakapan Bahasa Arab yang dapat dibeli di toko buku.
Pilih Karu yang masih muda, kalau sudah tua kasihan jika harus mengambil jatah konsumsi turun-naik tangga karena lift-nya overload dan sering rusak atau bahkan mati secara otomatis karena jemaah nekat merokok sehingga terdeteksi sebagai asap kebakaran. Padahal seluruh jemaah sudah saatnya makan dan segera beristirahat, sehabis pulang beribadah dari masjid, terutama selama delapan hari di Madinah. Semua ingin dilayani! Banyak yang menjadi egois ingin mencapai kesempurnaan ibadahnya sendiri, tak peduli meskipun itu teman satu kamar beradu kepala saat tidur. Naudzubillah summa naudzubillah.
Banyak tahu tentang pengetahuan medis akan sangat menunjang tugas. Harap maklum bahwa 80% calon jemaah haji Jawa Tengah berusia lanjut (> 65 tahun) dengan segala riwayat penyakitnya. Semua calon tamu Allah, jika Al-Muqtadir (yang memiliki kekuasaan) menghendaki seseorang untuk memenuhi panggilan-Nya, maka pemeriksaan medis-pun lewat. Pernahkah terpikir harus membantu seorang kakek ‘disorientasi’ untuk memakai pampers, menyuapi, memandikan, dan mengajari ibadah dari nol? Tidak semua jemaah haji sepuh disertai anggota keluarganya sebagai pendamping, tentu saja dengan berbagai alasan. Kalau pun pasutri, keduanya sama-sama memerlukan bantuan alias bukan ‘jemaah haji mandiri’. Pada kasus seperti ini, bisa jadi Karu/Karom bertugas ganda menjadi ‘pramurukti’ 24 jam sebagai konsekuensi menandatangani surat pernyataan sebagai pendamping.
Syarat terakhir, pribadi yang sabar karena jemaah haji memiliki karakter yang berbeda-beda. Sabar menjelaskan kepada istrinya (jika berangkat disertai istri), bila perlu jauh hari sebelum berangkat ke tanah suci, bahwa sebagai Karu/Karom mempunyai tanggung jawab untuk melayani jemaah yang lain. Berdasarkan pengalaman, banyak terjadi istri ngambek karena ‘diduain’ tugas, sementara itu anggota regu/rombong jadi tak terurus. Yang ada, suasana menjadi tidak nyaman, padahal kebersamaan harus dijalani lebih dari sebulan.
Menyimak tulisan ini dari awal, pastilah muncul kebimbangan para Karu dan Karom yang akan berangkat haji tahun 2435 H. Koq tugasnya begitu berat, sanggupkah saya menjalankannya? Tidak perlu khawatir, Allah SWT pasti akan menolong dan memudahkan hamba-Nya yang memiliki keikhlasan hati untuk membantu sesamanya. Jangan menjadikan tugas/peran sebagai Karu/Karom sebagai beban, apalagi ujian. Namun jadikan itu sebagai sarana untuk memperoleh rida-Nya. Berangkat dengan wajah berseri karena akan mengunjungi Baitullah dan Rasulullah, selalu siap melayani membuat tubuh sehat dan pikiran positif, pulangnya pun wangi bercahaya untuk menebar kebaikan melanjutkan apa yang sudah dilakukan di tanah suci. Pengalaman sosial berhaji akan sangat membekas, membuat kita . Sehingga semakin banyak warga negara Indonesia yang sudah menunaikan rukun Islam yang kelima, maka semakin cepat tercapai kemakmuran umat. Nikmatilah pengalaman spiritual ganjaran ‘kontan’ dari Allah bagi yang benar-benar ikhlas melayani jemaah anggota regu/rombongannya.

You Might Also Like

0 komentar