Efek mengkonsumsi narkoba
20.41.00
NARKOTIKA dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika
dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak
yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi
kesehatan mental dan fisik.
Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan adalah :
1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan
kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain
itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.
dan Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia :
1. Gangguan pada jantung
2. Gangguan pada hemoprosik
3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin
8. Gangguan pada kulit
9. Gangguan pada sistem syaraf
10. Gangguan pada paru-paru
11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.
dan Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.
2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan
masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun
orang normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka
berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya,
akan tetapi semua itu tidak benar.
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah
seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua
pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan
aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia
mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap
gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi)
narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran
setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka
serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka
jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan
sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang
sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai
upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari
bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi
yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan
dengan baik
DAMPAK FISIK
Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka
waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan
obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers. Tubuh kita bahkan
dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita
menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.
Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol.
Alkohol mengganggu pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak.
Alkohol juga meningkatkan cytocell dan mitokondria yang ada di dalam
liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi
tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua
susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu
jenis enzym dan kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja,
tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya,
hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan
narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat
(GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba
dengan cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat
seorang pengguna berhenti menggunakan narkoba seperti heroin/putaw.
Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami konstipasi, tetapi GPO
yang dialaminya adalah diare, dll.
GPO ini juga merupakan ‘momok’ tersendiri bagi para pengguna narkoba.
Bagi para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan
dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah satu alasan mengapa mereka
sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis putaw/heroin.
Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh
dan persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan
selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh
seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami
kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali
pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor,
paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi
kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan
HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik
dampak negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika
digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa
manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk
mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan
stamina serta mengurangi rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat
kantung karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga
digunakan sebagai bahan pembuat minyak.
DAMPAK MENTAL
Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental.
Ketergantungan mental ini lebih susah untuk dipulihkan daripada
ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan
lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan
mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’. Orang
seringkali menganggap bahwa sakaw dan sugesti adalah hal yang sama, ini
adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan merupakan istilah
lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan
mental, berupa munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba.
Sugesti ini tidak akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi secara
normal.
Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam
kepala seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba.
Sugesti seringkali menyebabkan terjadinya 'perang' dalam diri seorang
pecandu, karena di satu sisi ada bagian dirinya yang sangat ingin
menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang
mencegahnya. Peperangan ini sangat melelahkan... Bayangkan saja bila
Anda harus berperang melawan diri Anda sendiri, dan Anda sama sekali
tidak bisa sembunyi dari suara-suara itu karena tidak ada tempat dimana
Anda bisa sembunyi dari diri Anda sendiri... dan tak jarang bagian
dirinya yang ingin menggunakan narkoba-lah yang menang dalam peperangan
ini. Suara-suara ini seringkali begitu kencang sehingga ia tidak lagi
menggunakan akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi dengan narkoba
dan nikmatnya efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang
seringkali menyebabkan pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa hilang
dan tidak bisa disembuhkan, karena inilah yang membedakan seorang
pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang-orang yang bukan
pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti,
tetapi para pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya
sudah bisa dibilang normal kembali. Sugesti memang tidak bisa
disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi atau merespon
terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif,
serta tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi
pada narkoba dan penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-satunya hal
yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua daya pikirannya
untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk
membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari
tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau sharing
needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan
terlebih dahulu.
Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia
selalu mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang
pecandu yang sudah keluar dari sebuah tempat pemulihan sudah mengetahui
bahwa ia tidak bisa mengendalikan penggunaan narkobanya, tetapi saat
sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa
mengendalikan penggunaannya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba
hanya untuk menemukan bahwa ia memang tidak bisa mengendalikan
penggunaannya! Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari narkoba adalah
mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap
kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit
yang licik, dan sangat berbahaya.
DAMPAK EMOSIONAL
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering
substance). Saat menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi
seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba
adalah perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya
perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu,
terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok
uppers seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang
berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkannya melakukan
perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada
dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen panas.
Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive
dalam keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena
pikiran yang terobsesi oleh narkoba dan penggunaan narkoba, maka ia
tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap orang-orang
yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi seorang
pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat
tampaknya ia baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit
kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti kesetanan, mengamuk,
melempar barang-barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada di
dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau
pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak segan-segan memukul istri atau
anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri. Karena melakukan semua
tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia
tidak ingat apa yang telah dilakukannya.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul
dalam dirinya, yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie.
Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang lain,
satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia
tetap bisa terus menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan
emosional yang tampak jelas dalam diri seorang pecandu. Seorang anak
yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang, dan jujur berubah
total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan
jago berbohong dan mencuri.
Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap
emosinya. Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti
dorongan emosi apapun yang muncul dalam dirinya. Dan perubahan yang
muncul ini bukan perubahan ringan, karena pecandu adalah orang-orang
yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat mendalam. Para pecandu
seringkali diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna,
dan depresi mendalam yang seringkali membuatnya berpikir untuk melakukan
tindakan bunuh diri.
Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan,
karena salah satu efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi
kita. Di bawah pengaruh narkoba, ia dapat merasa senang dan nyaman,
tanpa harus merasakan perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan. Tetapi…
perasaan-perasaan ini tidak hilang begitu saja, melainkan ‘terkubur
hidup-hidup’ di dalam diri kita. Dan saat si pecandu berhenti
menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang selama ini ‘mati’ atau
‘terkubur’ dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti
inilah pecandu membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya
menghadapi dan mengatasi perasaan-perasaan sulit itu.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk
narkoba adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental
dan emosional. Contoh seorang pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama
kali menggunakan narkoba, dan saat ia berusia 26 tahun ia berhenti
menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi
sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun
yang ‘hilang’ saat ia menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia
tidak memiliki pola pikir dan kestabilan emosi seperti layaknya
orang-orang lain seusianya.
DAMPAK SPIRITUAL
Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan narkoba
sebagai prioritas utama didalam kehidupannya. Narkoba adalah pusat
kehidupannya, dan semua hal/aspek lain dalam hidupnya berputar di
sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada narkoba, dan
ia menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas
segala-galanya. Narkoba menjadi jauh lebih penting daripada istri,
suami, pacar, anak, orangtua, sekolah, pekerjaan, dll.
Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum
ia tenggelam dalam penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi melakukan
hobi-hobinya, menjalani aktivitas normal seperti sekolah, kuliah, atau
bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia termasuk rajin beribadah bisa
dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini, apalagi dengan
khotbah agama yang selalu didengar bahwa orang-orang yang menggunakan
narkoba adalah orang-orang yang berdosa.
Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam
dunianya sendiri dan mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia
yang tidak ada hubungannya dengan narkoba. Ia menjauhi keluarga dan
teman-teman lamanya, dan mencari teman-teman baru yang dianggap sama
dengannya, yang dianggap dapat memahaminya dan tidak akan mengkuliahinya
tentang penggunaan narkobanya.
Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya.
Orangtua bisa memarahinya, teman-teman mungkin menjauhinya, pacar
mungkin memutuskannya, bahkan Tuhan mungkin dianggap tidak ada, tetapi
narkoba selalu setia dan selalu dapat memberikan efek yang
diinginkannya…
Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan
menggantikan posisi Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan
narkoba menjadi jauh lebih penting daripada keselamatan dirinya sendiri.
Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila sharing
needle, tertangkap polisi, dll.
Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang
manusia, dan karenanya harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang
pecandu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga harus mencakup
ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu
pemulihan yang sebenarnya.
0 komentar