Isi dan Penjelasan Dekrit Presiden Tanggal 5 Juli 1959 dan Pengaruh yang Ditimbulkannya |
20.29.00Penjelasan Dekrit Preisden (5 Juli 1959), Pada Pemilu I tahun 1955
rakyat selain memilih anggota DPR juga memilih anggota badan
Konstituante. Badan Ini bertugas menyusun Undang-Undang Dasar sebab
ketika Indonesia kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak
tanggal 17 Agustus 1945 menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara
(1950). Sejak itu pula di negara kita diterapkan Demokrasi Liberal
dengan sistem Kabinet Parlementer. Pertentangan antarpartai politik
seringkali terjadi. Situasi politik dalam negeri tidak stabil dan di
daerah-daerah mengalami kegoncangan karena berdirinya berbagai dewan,
seperti Dewan Manguni di Sulawesi Utara, Dewan Gajah di Sumatera Utara,
Dewan Banteng di Sumatera Tengah, Dewan Garuda di Sumatera Selatan,
Dewan Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan yang kemudian menjadi
gerakan yang ingin memisahkan diri
Isi Konsepsi Preisden Sebagai berikut.....
1. Sistem Demokrasi Liberal akan diganti dengan Demokrasi Terpimpin.
2. Akan dibentuk “Kabinet Gotong Royong”, yang menteri-menteriflya terdiri atas orang-orang dan empat partai besar (PNI, Masyumi, NU, dan PKI).
3. Pembentukan Dewan Nasional yang terdiri atas golongan-golongan fungsional dalam
masyarakat. Dewan mi bertugas memberi nasihat kepada kabinet baik diminta maupun tidak.
1). Pembubaran konstituante
2). Berlakunya kembali UUD1945, dan tidak berlakunya lagi UUD S 1950, serta
3) Pemakluman bahwa pembentukan MPRS dan DPAS akan dilakukan dalam waktu sesingakt-singkatnya
1. Kegagalan konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar sehingga membawa Indonesia ke jurang kehancuran sebab Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.2. Situasi politik yang kacau dan semakin buruk3. Konflik antar partai politik yang mengganggu stabilitas nasional4. Banyaknya partai dalam parlemen yang saling berbeda pendapat5. Masing-masing partai politik selalu berusaha untuk menghalalkan segala cara agar tujuan partainya tercapai.
6. Undang-undang Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan negara belum berhasil dibuat sedangkan Undang-undang Dasar Sementara (UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan demokrasi liberal dianggap tidak sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia.
7. Terjadinya sejumlah pemberontakan di dalam negeri yang semakin bertambah gawat bahkan menjurus menuju gerakan sparatisme.
Tujuan dikeluarkan dekrit Presiden Ialah Untuk Menyelesaikan Problem atau masalah yang menimpa negara indonesia semakin tidak menentu dan tak terkendali bertujuan menyelamatkan negara
A. Dampak Positif
Adapun dampak positif Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Ialah....
1. Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi kelangsungan negara.
2. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan.
3. Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara, yaitu MPRS dan lembaga tinggi negara berupa DPAS yang selama masa Demokrasi Parlemen tertertunda pembentukannya.
B. Dampak Negatif
Dari dampak positif dekrit Presiden , terdapat pula dampak negatif dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 juli 1959 Seperti berikut ini....
1.Memberi kekeuasaan yang besar pada presiden, MPR,dan lembaga tinggi negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi terpimpin dan berlanjut sampai Orde Baru.
2. Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik. Sejak Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menjadi kekuatan politik yang disegani. Hal itu semakin terlihat pada masa Orde Baru dan tetap terasa sampai sekarang.
3. Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. UUD 45 yang harusnya menjadi dasar hukum konstitusional penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.
0 komentar